Cari Blog Ini

Jumat, 20 Mei 2011 di 19.53 | 0 komentar  
. Hora ashimoto wo mitegoran
. Kore ga anata no ayumu michi
. Hora mae wo mitegoran
. Are ga anata no mirai
. Haha ga kureta takusan no yasashisa
. Ai wo idaite ayume to kurikaeshita
. Ano toki wa mada osanakute imi nado shiranai
. Sonna watashi no tewo nigiri issho ni ayundekita
. Yume waitsumo sora takaku aru kara
. Todokanakute kowaine dakedo oitsuzukeruno
. Jibun no sutoorii dakara koso akirametakunai
. Fuan ninaru to te wo nigri
. Issho ni ayundekita
. Sono yasashi wo toki ni wa iyagari
. Hanareta haha e sunaoninarezu
. Hora ashimoto wo mitegoran
. Kore ga anata no ayumu michi
. Hora mae wo mitegoran
. Are ga anata no mirai
. Mirai e mukatte yukkuri to aruite yukou
Diposting oleh www.ViolaPunya.blogspot.com
Aoao toshita yozora no shita de
Anata ga miteta ushiro koi sugata
Tokiori miseru mujaki na negao
Atashi ga miteta koishii sugata
Donna hitotoki mo subete
Wasurenai you ni
Muchuu de shattaa kiru atashi no kokoro wa
Setsunai shiawase datta
Tada kimi wo ai shiteru
Tada kimi wo ai shiteru
Tada kimi wo ai shiteru
Tada sore dake de yokatta noni
Ame furu toki no kawashita kisu wa
Tsunagarete yuku futari sugata
Isshou ni mou nai kono kimochi
Umaku ienai kedo
Anata ni deatte atashi no mainichi wa
Kirakira to kagayita yo
Tada kimi wo ai shiteru
Tada kimi wo ai shiteru
Tada kimi wo ai shiteru
Anata ga kureta shiawase yo
Tada kimi wo ai shiteru
Tada kimi wo ai shiteru
Tada kimi wo ai shiteru
Tada sore dake de yokatta noni
Chiisana heya ni kazararete iru
Futari no egao renai shashin
Diposting oleh www.ViolaPunya.blogspot.com
Oleh : Yulita Putria Dewi

Tak akan ada tawa tanpa kesedihan,
Tak akan ada senyum tanpa air mata,
Tak akan ada kehangatan tanpa kegalauan,
Tak akan ada kebersamaan tanpa perpisahan,
Dan kini kami menjalani semua itu.

Perlahan waktu merangkai kisah diantara kami. Mengubah kekakuan yang menyelimuti kami menjadi kebersamaan. Menjadikan kami dalam satu ikatan. Melewati hari bersama. Merangkai kisah di lembaran baru kami. Mengisi hari-hari kami dengan hal yang baru.
Semua berawal dari hari itu. Jumat 7 Mei 2010 aku menerima hasil perjuanganku selama 3 tahun menimba ilmu di SMP. Hatiku berlonjak riang saat membaca surat yang menyatakan aku ''LULUS''. Aku memang sedikit kecewa karena hasilnya tidak sesuai dengan yang aku harapkan. Namun aku tetap bersyukur atas hasil yang aku dapat.
Esoknya, Sabtu 8 Mei 2010 aku bersama ibuku berangkat ke SMA Negeri 1 Sukoharjo untuk mendaftar program Akselerasi. Dengan semuanya yang telah aku persiapkan sebelumnya, aku sangat siap mendaftar di sekolah ini. Sekolah yang selalu menjadi impianku sejak masih duduk di bangku SD. Aku ingat hari itu aku mendaftar kepada seorang guru yang ternyata menjadi wali kelasku di kelas X, ya itu adalah Ibu Luwes Traviari Agusta. Beliau sangat sabar mengurus pendaftaranku.
Senin, 10 Mei 2010 aku melewati tes potensial akademik. Aku sempat takut karena melihat sainganku yang ternyata cukup banyak juga. Namun aku yakin aku bisa, karena ayah dan ibuku mendoakanku selalu. Seiring berjalannya waktu, akhirnya tes hari ini aku selesaikan.
Rabu, 12 Mei 2010 aku harus menjalani tes IQ. Beberapa pertanyaan berputar-putar di otakku hari itu. Aku sempat takut aku tidak bisa melewati tes ini. Namun aku menjalani semampuku. Aku yakin kemampuanku adalah yang terbaik bagiku. Kurang dari 3jam tes itu sudah berakhir.
Aku sudah lupa itu hari apa, yang pasti aku bersama ibuku harus melewati tes terakhir. Tes wawancara, awalnya aku sempat takut juga apalagi kondisi keluargaku yang termasuk tidak berada ini. Apakah ini akan menghalangiku mengikuti program ini? Namun konyolnya, aku dan ibuku sampai lupa sarapan karena terlalu nervous. Alhasil kami sangat kelaparan karena tes berakhir pukul 14.00 WIB.
Sekarang, aku sudah berdiri disini sebagai seorang siswi akselerasi. Bersama teman-temanku yang selalu membuatku bahagia. Saatnya memperkenalkan teman-temanku kepada kalian semua.
Mamah, itu yang terlintas pertama kali. Dia adalah sosok yang ceria, baik hati, meski kadang menyebalkan (cuma sedikit sih). Semula aku tidak menyangka dia adalah teman yang sangat pintar. Aku sampai terkagum-kagum dibuatnya. Dan satu hal lagi yang paling seru, dia adalah teman satu kamar yang menyenangkan. Maafkan aku ya teman, kalau aku belum bisa menjadi yang terbaik untuk kamu.
Cahya , biasa dipanggil 'mega lowman' aku juga tidak tahu apa artinya. Mungkin karena anak-anak suka memanggilnya begitu, katanya itu nama tokoh superhero. Dia anaknya ceria, selalu sumringah, meski kadang telmi (ini kenyataan). Pernah suatu kali ia ditanya oleh guru bahasa inggris dan ia hanya menjawab dengan kata 'heh', sontak aku terpingkal mendengarnya. Teman, maafkan semua kesalahanku padamu ya!
Budhe, kalau yang ini sih tidak usah panjang lebar ya. Namanya juga budhe, pasti orangnya bijak,penuh semangat, pinter pula. Satu lagi, aku senang memanggilnya dengan sebutan budhe karena jujur aku jarang punya teman sebijak dia. Kadang aku merasa sedikit malu dengannya, aku yang begitu bodoh bisa punya teman sepintar dia. Budhe, aku janji akan menjadi lebih baik lagi dari sekarang.
Papah, yang ini sih orangnya lucu banget. Sempat membuatku tertawa karena mendengarnya nembang. Aku sendiri bingung tembang apa yang sedang ia lantunkan itu. Tapi kalau disuruh gebuk drum, dia deh jagonya. Dia juga pinter main alat musik lain, keyboard misalnya. Dan yang lebih unik dia punya saudara kembar. Aku ingin sekali bisa bermain drum sepertinya. Papah, aku akan buktikan kalau aku bisa jadi drummer yang baik!
Pakdhe, baru dengar namanya aja aku sudah ketawa. Dia orangnya kocak, asyik diajak ngobrol (asal krama aluse jangan dikeluarin), pinter main musik. Pernah juga sih aku belajar main gitar, tapi belum bisa semahir dia. Nanti deh, kalau aku sudah jago main gitar aku mau nantangin dia. Satu lagi, kata temen 'SD'ku sih dia itu tinggi, putih, ganteng ( yang ini aku tidak begitu setuju). Tapi dia harus minum appeton dulu deh, biar agak bagus dikit badannya.
Eka-chan, kaya Nihonjin aja ya namanya. Orangnya asyik, pinter baca puisi, pinter nyanyi kaya Gita Gutawa ( kaya orang kecekek gitu deh). Aku seneng liat gayanya nari, tangannya kekanan kekiri diikuti kepalanya. Aku pernah belajar semalaman menirukan gerakannya, tapi hasilnya nihil (emang aku tidak bakat nari). Yang tidak pernah aku lupakan, dia mau menjadi temanku selama setahun ini. Makasih ya teman, aku tidak akan melupakanmu.
Tante Nana, penggemar berat SUJU. Mulai dari HP sampai Laptop semuanya serba SUJU. Orangnya baik, lucu, asyik juga sih. Kesan pertama pas ketemu dia, aku mengira dia orangnya sombong tapi ternyata aku salah besar dia bahkan baik sekali. Aku bangga punya teman sepertinya. Ingat gayanya berjalan membuatku berpikir bagaimana caranya berjalan layaknya wanita seperti itu. Nana, aku bisa kok jalan seperti kamu!
Tante Mutia, pake kacamata. Penggemar berat panda. Lucu juga kalau ingat dia membacakan pengalaman tak terlupakannya di depan kelas. Aku jamin kalian akan berpikiran sama denganku. Aku yakin dia bisa menjadi dokter hewan yang baik. Dia teman yang sangat baik. Entah mengapa aku nyaman bila bercerita padanya. Tante Mutia, kapan-kapan kita cerita-cerita lagi ya!
Nunu, ada Nana ada pula Nunu. Orangnya tinggi, gendut, lumayan lucu, pokoknya seru deh. Dia ini pinter banget basket, pernah ikut DBL meskipun belum berhasil. Kehebatannya juga kuacungi jempol dalam Fisika dan Kimia. Wush, dia pinter Fisika lho. Disaat otakku berputar mikir ulangan dia dengan santainya duduk sambil bercerita. Nunu, tak selamanya wanita cantik itu tidak perlu belajar!
PW, penggemar berat persija nih. Kalau sudah ngomongin urusan bola dia lah jagonya. Siapa yang ngira dia laki-laki? Jangan salah, dia perempuan tulen (menurut pengakuannya). Dia pinter Kimia lho. Aku kira dia hanya pinter masalah bola saja, ternyata dia juga pinter Kimia. Dia itu orangnya lucu, asyik, pokoknya seru deh. Satu lagi, dia bisa membuatku tertawa kalau pas lagi pelajaran sejarah. PW, kapan-kapan aku titip download lagu lagi ya!
Nisnu, orangnya gendut juga. Dia suka banget buat anak-anak lain ketawa. Kalian tahu, pandangannya bisa menenangkan hati yang lagi galau lho. Dia suka bawa makan kalau sekolah. Aku baru lihat temanku laki-laki bawa makanan kesekolah pertama kali ini. Aku malu dibuatnya. Aku sering menolak saat ibuku menatakan bekal untukku. Nisnu, ternyata kamu pinter main gitar ya!
Aim, pak ketua kelas. Orangnya kaku, terkesan terburu-buru, tapi aku tak tahu juga sih dia sebenarnya seperti apa. Ternyata dia pinter banget kalau disuruh ngerjain kimia. Aku terkadang takut melihat sikapnya. Kira-kira apayang bisa membuatnya sedikit luluh? Menurutku dia terlalu kaku.
Parmin, korban di muka umum. Orangnya lucu banget. Mungil, imut (item mutlak), asyik deh. Dia bisa menghibur semua orang di kelasku lho. Seringkali aku kasihan melihatnya menjadi bulan-bulanan anak-anak. Tapi siapa duga dia jagonya Matematika. Aku baru sadar kalau ternyata semua orang di kelasku memiliki kelebihannya masing-masing.
Ilyas, namanya lucu ya. Orangnya sudah pasti lebih lucu. Aku tak menyangka bisa punya teman segokil dia. Sering ia membuatku jengkel, namun tak apalah aku senang membantunya. Yang paling tidak aku sangka, ternyata dia bisa nembang dengan sangat baik. Aku sampai terbengong-bengong dibuatnya. Kalau aku bisa memilih, aku ingin punya banyak teman yang seperti dia. Ilyas, aku tahu kamu bisa bahasa jawa!
Jaya, jagonya Fisika. Kemarin saja dia ikut Olimpiade Astronomi, aku kagum padanya. Sering aku satu kelompok dengannya, membuatku mengenalnya. Aku yakin dia punya hati yang baik. Orangnya sopan, pintar berpuisi (ini sudah terbukti), asyik deh pokoknya. Aku tak tahu apakah dia bisa bermain musik, tapi aku rasa dia bisa. Jaya, kami menunggumu bermain musik!
Gumelar, nama yang ellegant. Orangnya asyik, gokil, bikin ketawa deh pokoknya. Aku lihat fotonya yang tidur di tengah jalan, menantang banget. Beberapa kali ia membuat aku terkejut akan kepintarannya. Ternyata ia lebih dari yan aku duga. Biologi dia bisa, Fisika dia bisa, Matematika dia bisa, Bahasa Inggris dia bisa. Banyak deh pokoknya. Gumelar, berjuanglah untuk keberhasilanmu!
Ternyata aku terlalu panjang lebar ya ceritanya. Masih banyak pengalamanku yang belum bisa aku ceritakan. Lain kali aku ceritakan lagi ya. Sampai jumpa semuanya...
Diposting oleh www.ViolaPunya.blogspot.com
Senin, 21 Maret 2011 di 23.26 | 0 komentar  
PERSEMBAHAN TERAKHIR UNTUK NENEK
Oleh:Yulita Putria Dewi


Kala senja merona kemerahan, kembali kulangkahkan kaki yang lelah ini. Menyusuri keramaian, mengendus aroma kebebasa. Akhirnya setelah seharian memeras tenaga demi memperoleh sesuap nasi esok pagi aku dapat melepaskan penat ini. Kususuri lorong sempit menuju sebuah gubug tua di ujung desa. Kerebahkan tubuh yang penat ini diatas dipan tua yang mulai rapuh dimakan usia.
Kupandang indahnya alam di sekitarku. Menelanjangi apa saja yang aku lihat. Mataku terhenti pada sebuah batu besar diatas pohon jambu. Sudah lama aku tidak duduk diatas batu itu. Tepatya sejak dua tahun lalu, semenjak ayah dan ibu memutuskan untuk berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing.
Aku beranjak dari tempatku. Berjalan pelan menuju batu besar yang terletak di bawah pohon jambu tadi. Langkahku gontai sempoyongan. Aku duduk diatasnya. Menatap langit malam yang terlihat biru cerah dengan bulan dan bintang yang melengkapi indahnya sisa waktuku sebelum esok tiba.
Tiba-tiba air mataku menari lembut menuruni kelopak mataku. Bergoyang pelan diantara lesung pipitku. Rambutku yang terurai panjang berterbangan ditiup sepoinya angin malam. Kupeluk raga yang tak berdaya ini. Perlahan kupejamkan mataku, menikmati suasana. Aku melayang sejenak. Udara segar bercampur aroma bunga sedap malam menambah syahdunya malam itu.
Aku terperanjat saat mendengar teriakan dari dalam rumah. Aku sangat mengenal suara itu. Aku segera berlari menuju rumahku yang renta. Kujejakkan kakiku di depan pintu yang mulai lapuk itu. Kumelangkah menuju sumber suara. Dia berbalik dan tersenyum kearahku. Aku membalas senyumnya. Kucium telapak tangannya yang mulai mengekerut dimakan usia.
Kucium kedua pipinya yang cekung kedalam rahangnya yang hanya dihuni beberapa gigi saja. Aku duduk berhadapan dengannya. Kulihat mata sayunya yang begitu ayu. Ingin sekali aku memeluknya erat. Mengajaknya keliling dunia suatu saat nanti, kalau aku sudah punya cukup uang tentunya.
Nenek, doakan cucumu yang lemah ini agar mendapat apa yang ia cita-citakan. Ucapku lirih. Ia melirik ke arahku. Dia adalah satu-satunya keluargaku sekarang. Setelah ayah bahagia dengan anak dan istri barunya, sedangkan ibu entah pergi kemana dengan semua anggota arisannya. Aku bahagia tinggal bersama nenekku disini.
Kami makan bersama malam itu. Dengan menu kesukaanku tentunya. Rendang daging sapi dan kerupuk. Selera kami samadalam hal apapun. Jadi tidak sulit bagi kami untuk menyesuaikan diri. Nenek beranjak dari tempat duduknya menuju teras. Kuikuti langkahnya dengan enggan. Aku melihat nenek benar-benar ayu di terpa cahaya bulan. Kudekati wanitayang rapuh itu. Kupeluk ia erat, sangat erat.
Sesaat aku merasakan ia terisak. Kulepaskan pelukanku. Kupandang matanya yang sayu berkaca-kaca. Betapa mulianya hati wanita tua ini. Kuhapus air mata yang mulai berlinangan di kedua pipinya. Kupandang tajam kedua bola mata cokelat itu. Aku meneteskan air mataku. Ia menghapus air mataku sekarang. Kupegang tangan tua itu. Kucium penuh kasih.
''Nenek, jangan tinggalkan Nay ya! Nay tidak bisa kehilangan nenek!'' Kupeluk erat nenekku.
''Nay, ada saatnya kamu harus menjalani semuanya sendiri! Tidak selamanya nenek ada di dekatmu untuk menemanimu!'' Ia menghapus linangan air mataku.
''Tapi Nay tidak mau nenek pergi! Nay tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Nay kalau nenek meninggalakan aku!'' Aku menunduk, pilu.
''Nenek mengerti sayang! Nenek tidak akan meninggalkan kamu, nenek akan selalu ada dihatimu, nak!'' Rasanya nyaman sekali dipeluk oleh seseorang yang sangat kita sayangi.
Kuhabiskan tiga jam begitu saja untuk bermanjaan dengan nenekku. Nenek menuntunku masuk ke dalam rumah. Besok aku harus bangun pagi dan melanjutkan perjuanganku untuk memberika apa yang selama ini nenek inginkan. Aku membaringkan tubuh yang lelah ini. Kupandang keelokan sang purnama dari jendela yang sengaja tidak aku tutup. Kupejamkan mata yang berat ini. Sejenak ingin kuhapuskan semua beban ditubuh yang layu ini.
Mentari pagi menyapa lemput kulitku. Kubuka perlahan mataku. Mengintip keluar jendela. Hari belum begitu terang. Masih ada beberapa embun yang menari di dedaunan. Aku beranjak dari tempat tidurku. Meraba-raba jalan yang benar. Menghela napas lega di depan jendela yang mulai dihuni beberapa hewan pengerat.
Kulempar pandanganku keluar jendela. Menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kurasakan udara segra menerobos seluruh pori-pori tubuhku. Aku terkejut saat kurasakan ada yang menepuk pundakku. Kumenoleh seketika. Aku tersenyum lega setelah tahu siapa yang baru saja membuatku terkejut.
''Cepat mandi, Nay! Hari ini kamu harus kerja kan???'' Ucapnya lembut sambil mengulurkan sehelai handuk untukku.
''Iya, Nek! Hari ini aku terima gaji! Tunggu aku ya, Nek! Jangan makan malam sebelum aku datang!'' Jawabku sambil mencium pipi kanannya kemudian berlalu meninggalkannya.
Hatiku cukup bahagia hari ini. Aku akan segera memberikan apa yang selama ini nenekku inginkan. Aku akan pulang membawa hadiah spesial untuk nenekku tercinta. Aku tersenyum sendiri membayangkan betapa kagetnya nenek nanti. Aku menyiram tubuhku dengan segarnya air di daerah lereng pegunungan ini. Cukup lama aku mandi, untuk persiapan kalau nanti aku pulang malam.
Nenek sudah menantiku di meja makan saat aku selesai berbenah diri. Aku mencium pipi kirinya dan meneguk segelas susu yang selalu ia siapkan untukku setiap pagi. Aku hanya mengambil sepotong tempe goreng dan berlalu pergi, beralasan takut kesiangan dan gajiku diserobot oleh karyawan lain.
Aku menyusuri lorong-lorong sempit dengan beberapa lubang yang membuat aku harus berhati-hati. Setibanya di tempatku kerja aku langsung menuju ruang kepala staf. Kuterima sebuah amplop darinya. Kucium amplop itu. Menyimpannya di dalam tas dan menunggu sampai waktu pulang tiba dan membuat nenek terkejut.
Seharian aku bekerja benar-benar menguras tenaga. Rasanya aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk berjalan pulang. Namun aku kembali semangat saat teringat kejutanku untuk nenek. Aku berlari menuju toko mukena di tepi jalan raya seberag kantorku. Aku membeli sepasang mukena yang sudah lama nenek inginkan. Sebulan yang lalu nenek bilang ia sangat menginginkan mukena itu, namun ia tidak punya cukup uang untuk membelinya. Dan hari ini nenek akan mendapatkan mukena ini, dari gaji pertamaku.
Aku berjalan cepat menuju rumahku. Melewati lorong-lorong gelap yang dengan penuh rasa bahagia. Rasanya perjalanan pulang menghabiskan waktuku. Karena setiap aku melangkah, rasanya tidak bergerak dari tempatku berdiri. Rasanya empat puluh kali lebih lama dari biasanya.
Aku memasuki gang menuju rumah kecilku. Hatiku tersentak saat melihat beberapa orang berseliweran di ujung gang. Aku semakin berjalan mendekat. Namun seolah Tuhan tidak mengijinkanku tahu apa yang ada disana. Secepat apapun langkahku, rasanya aku tidak kunjung sampai di kerumunan itu. Aku terkesiap melihat orang-orang itu berkumpul di rumahku.
Apakah yang sedang terjadi sebenarnya? Aku berlari dengan langkah terseret-seret. Hatiku hancur saat melihat sepotong kain berkibar gagah di pagar rumahku. Aku tahu apa arti sepotong kainyang tengah berkibar itu. Aku berlarimasuk kedalam rumahku.
Pandanganku tertumbuk pada sesosok yang sangat aku kenal terbaring lemah di depan pintu. Matanya yang sayu kini terpejam. Kulitnya yang keriput kini terlihat pucat. Bibir yang selama ini menasihatiku tersenyum bahagia. Aku roboh seketika. Beberapa tetangga mendekatiku dan memelukku. Aku berteriak histeris seakan kerasukan setan.
Ya Tuhan, mengapa kau ambil lagi orang yang aku sayang? Sekarang aku benar-benar tidak punya siapa-siapa di dunia ini. Harus apa aku sekarang? Apa yang engkau inginkan dari hamba yang lemah ini? Aku menghujam Tuhan dengan ribuan pertanyaan. Namun itu hanya membuatku semakin terpuruk. Aku bangkit dari kerumunan yang membuatku mual.
''Nenek, kenapa tidak menunggu Nay datang? Nay membawa sesuatu untuk nenek! Ini mukena untuk nenek, Nay beli ini dengan gaji pertamaku! Nenek bangun, nek! Jangan tinggalin Nay sendiri disini!'' Aku mencium kening wanita yang sudah tak berdaya itu.
Kupeluk erat ia untuk terakhir kalinya. Kulepaskan ia pergi dari hidupku. Kurelakan Tuhan mengambilnya dariku. Aku yakin nenek lebih bahagia berada didekat-Nya. Nenek, Nay disini selalu menyayangi nenek. Jangan tinggalkan hati Nay ya, nek! Nayla sayang nenek!.
Diposting oleh www.ViolaPunya.blogspot.com
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger template by blog forum